Rabu, 05 Agustus 2015

Danik Eka Rahmaningtyas Ketua Umum PP IPM Periode 2012-2014 :IPM Sebagai Wadah Minat dan Bakat

Dalam menyemarakkan Muktamar Muhammadiyah yang ke-47 dan satu abad ‘Aisyiyah, berbagai kegiatan dilaksanakan salah satunya silaturrahim Alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang digelar di kediaman pribadi Walikota Makassar, Danny Pomanto. Selasa (04/08)

Berikut kutipan wawancara tim jurnal kareba Muktamar 47 dengan Danik Eka Rahmaningtyas, melalui acara silaturrahmi alumni IPM/IRM.

Anda sebagai satu-satunya Kader IPMawati yang menjabat sebagai mantan ketua umum PP IPM, bagaimana pandangan Anda mengenai potret pendidikan pelajar saat ini?
Pelajar sekarang kalau disuruh nongkrong di mall daripada disuruh ikut rapat pasti kan milih nongkrong di Mall dan berkumpul dengan geng motornya, yang cewek cewek ngumpul dengan kelompok hijabersnya atau fotografinya. Kita biasanya melihat pemberitaan di media yang memunculkan sosok-sosok pelajar yang tidak mencerminkan sebagai seorang berpendidikan. Kenakalan remaja, pelajar yang suka bermain kekerasan, pemakai narkoba, dan lain-lain. Nah itu memang fakta. Namun jarang sekali dimunculkan sisi prestasinya padahal banyak banget prestasi pelajar indonesia. Contohnya, yang memenangkan olimpiade matematika Internasional. Terus kemaren itu aja dari SMP Muhammadiyah Sidoarjo, dia memenangkan lomba Robotik, juara satu internasional. Hal-hal kayak gini tidak dianggap dan kurang diberdaya.

Lalu, bagaimana peran IPM seharusnya dalam mengawal pelajar-pelajar Indonesia?   

IPM sebagai organisasi pelajar harus benar-benar menjadi semacam rumah yang mewadahi minat, bakat, dan juga bagaimana mendorong prestasi-prestasi belajar. Ini bukan hanya di dunia akademik saja, namun juga bisa diberbagai bidang.

Solusi apa yang harus dilakukan sebagai pelajar Muhammadiyah?
Seharusnya IPM memang harus konsen di pergerakan pelajar di berbagai bidang. Yang jadi masalah sekarang yang sering jadi sedikit perbincangan, IPM-kan dipimpin oleh usia-usianya. Kalau di tingkat pusat kan udah mahasiswa, kadangkala kurang membuat sebuah gerakan yang memang menyentuh pada anak-anak SMP dan anak-anak SMA. Demo atau apa itukan sebenarnya bukan marka IPM, IPM itu mahkomnya kan memperjuangkan komunitas. Kalau hobinya suka musik, ya di musik saja misalnya. Ya kalau di akademik-akademik ya seperti itu yang harus memang di fokuskan di IPM.

Apa yang membuat Anda tertarik dengan pelajar di IPM saat ini?

Sekarang saya tertarik dengan gerakan komunitas yang diusung oleh IPM saat ini. Banyak sekali komunitas yang dibentuk IPM dan itu memberikan kontribusi besar bagi IPM ke depannya. Karena dari komunitas kita bukan bergerak berdasarkan struktur lagi.
(Nurfadhilah Bahar/Nurfathanah Taslim/Rihlatushitaa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar