Senin, 03 Agustus 2015

DPD IMM SULSEL: Dialog Keummatan bersama Shamsi Ali - Syarifuddin Jurdi

(photo:Fakhruddin)
__DPD IMM SUL-SEL turut menyukseskan Muktamar ke-47 tahun ini di SULSEL dengan melaksanakan “Dialog ke-ummatan”, di lokasi pameran Muktamar Muhammadiyah ke-43 dan satu abad Aisyiyah, sore hari kemarin tgl; 03-Agustus-2015, yang di hadiri oleh sejumlah angkatan Mudah Muhammadiyah dari berbagai daerah dan wilayah di Indonesia, Kegiatan ini turut menghadirkan Syamsi Ali (Imam besar New York,Amerika serikat) dan Syarifuddin Jurdi (Penulis).
Dialog ini berlangsung dengan diskusi a lot antar angkatan Mudah yang hadir dalam kegiatan tersebut dengan tema dialog “Islam Pencerahan Untuk Indonesia Berkemajuan”, berbagai macam persepsi yang muncul sekitar Islam yang mencerahkan dan menggerakkan. Dalam diskusi tersebut muncullah persepsi seputar Runtuhnya keberislaman umat islam saat ini dengan satu persepsi bahwa “semua keruntuhan itu adalah akibat dari kesadaran kita yang tidak dikonstruksi oleh kesadaran Ilahiyah”.
Dalam diskusi tersebut juga meruncing pada persoalan-persoalan yang kian menghardik kaum mudah utamanya mahasiswa di lingkungan akademik, dimana persoalan plagiasi yang telah menjadi kecenderungan dikalangan mahasiswa, “Mahasiswa harus hilangkan kebiasaan plagiasi, sebab itulah yang akan menjadikan dirinya secara tidak sadar adalah penghancur bangsa ini dimasa yang akan datang” “juga kita-pun kadang tak sadar bahwa Imperialisme ekonomi, Imperialisme politik bahkan sampai pada Imperialisme Ilmu pengetahuan, sehinggah cenderung mengikut pada pemikiran-pemikiran hasil impornya dan bangga dengan hal itu sehinggah plagiasi-pun menjadi hal biasa baginya” (Syarifuddin Jurdi).
Tak kalah juga oleh Shamsi ali dengan berbagai pengalaman dan perhelatannya di tingkat internasional, dan pengalaman berhadapan dengan para petinggi-petinggi di New York, Amerika serikat, juga berbagi pengalaman bersama para kepada sejumlah angkatan mudah Muhammadiyah/peserta dialog kemarin, “Ada beberapa tanda dari perkembangan dunia global saat ini diantaranya adalah; kecepatan informasi dan transformasi adalah kecepatan yang tak lagi terkirahkan diera sekarang ini. Kemampuan berkompetisi menjadi hal yang sangat perlu di era ini. sama halnya dengan kami di New York, mereka yang tidak muslim berkompetisi dalam menampilkan Islam sebagai sesuatu yang sangat buruk, sementara kami muslim disana di amerika berusah a untuk menampilkan Islam yang baik. Kuatnya kerja sama juga menjadi kebutuhan yang sangat esensial saat ini” (Shamsi Ali).
Dalam dialog kali ini shamsi Ali juga mengungkap kejanggalan-kejanggalan pemahaman yang kadang kala menhambat dakwah Islam saat ini. “Penyakit parsial yakni mengambil pemahaman yang sepotomg-potong dan inilah penyakit yang sesungguhnya sangat besar di kalangan umat islam saat ini olehnya solusi yang paling utama bagi penyakit ini adalah kembali kepada pemahaman Islam yang konfrehensif/Islam yang paripurna”.

Dialog tersebut berujung pada persoalan dalam konteks ke-Indonesiaan yang sebenarnya dengan satu persepsi shamsi Ali bahwa : “Orang yang ingin memisahkan Islam dari Indonesia adalah orang yang buta akan sejarah sebab Islam adalah darah dagingya Indonesia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar