(photo:Fakhruddin) |
__DPD IMM SUL-SEL turut
menyukseskan Muktamar ke-47 tahun ini di SULSEL dengan melaksanakan “Dialog
ke-ummatan”, di lokasi pameran Muktamar Muhammadiyah ke-43 dan satu abad
Aisyiyah, sore hari kemarin tgl; 03-Agustus-2015, yang di hadiri oleh sejumlah angkatan
Mudah Muhammadiyah dari berbagai daerah dan wilayah di Indonesia, Kegiatan ini
turut menghadirkan Syamsi Ali (Imam besar New York,Amerika serikat) dan
Syarifuddin Jurdi (Penulis).
Dialog ini berlangsung
dengan diskusi a lot antar angkatan Mudah yang hadir dalam kegiatan tersebut
dengan tema dialog “Islam Pencerahan Untuk Indonesia Berkemajuan”, berbagai
macam persepsi yang muncul sekitar Islam yang mencerahkan dan menggerakkan.
Dalam diskusi tersebut muncullah persepsi seputar Runtuhnya keberislaman umat
islam saat ini dengan satu persepsi bahwa “semua keruntuhan itu adalah akibat
dari kesadaran kita yang tidak dikonstruksi oleh kesadaran Ilahiyah”.
Dalam diskusi tersebut
juga meruncing pada persoalan-persoalan yang kian menghardik kaum mudah utamanya
mahasiswa di lingkungan akademik, dimana persoalan plagiasi yang telah menjadi kecenderungan dikalangan mahasiswa,
“Mahasiswa harus hilangkan kebiasaan plagiasi, sebab itulah yang akan
menjadikan dirinya secara tidak sadar adalah penghancur bangsa ini dimasa yang
akan datang” “juga kita-pun kadang tak sadar bahwa Imperialisme ekonomi,
Imperialisme politik bahkan sampai pada Imperialisme Ilmu pengetahuan,
sehinggah cenderung mengikut pada pemikiran-pemikiran hasil impornya dan bangga
dengan hal itu sehinggah plagiasi-pun menjadi hal biasa baginya” (Syarifuddin
Jurdi).
Tak kalah juga oleh
Shamsi ali dengan berbagai pengalaman dan perhelatannya di tingkat
internasional, dan pengalaman berhadapan dengan para petinggi-petinggi di New
York, Amerika serikat, juga berbagi pengalaman bersama para kepada sejumlah
angkatan mudah Muhammadiyah/peserta dialog kemarin, “Ada beberapa tanda dari
perkembangan dunia global saat ini diantaranya adalah; kecepatan informasi dan transformasi adalah kecepatan yang tak lagi
terkirahkan diera sekarang ini. Kemampuan
berkompetisi menjadi hal yang sangat perlu di era ini. sama halnya dengan kami
di New York, mereka yang tidak muslim berkompetisi dalam menampilkan Islam
sebagai sesuatu yang sangat buruk, sementara kami muslim disana di amerika
berusah a untuk menampilkan Islam yang baik. Kuatnya kerja sama juga menjadi
kebutuhan yang sangat esensial saat ini” (Shamsi Ali).
Dalam dialog kali ini
shamsi Ali juga mengungkap kejanggalan-kejanggalan pemahaman yang kadang kala
menhambat dakwah Islam saat ini. “Penyakit parsial yakni mengambil pemahaman
yang sepotomg-potong dan inilah penyakit yang sesungguhnya sangat besar di
kalangan umat islam saat ini olehnya solusi yang paling utama bagi penyakit ini
adalah kembali kepada pemahaman Islam yang konfrehensif/Islam yang paripurna”.
Dialog tersebut
berujung pada persoalan dalam konteks ke-Indonesiaan yang sebenarnya dengan
satu persepsi shamsi Ali bahwa : “Orang
yang ingin memisahkan Islam dari Indonesia adalah orang yang buta akan sejarah
sebab Islam adalah darah dagingya Indonesia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar