Selasa, 21 April 2015

Guyonan Jusuf Kalla tentang Muhammadiyah dan NU


Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah dua organisasi Islam terbesar di dunia. Keduanya berhasil berkembang dengan caranya masing-masing. Muhammadiyah itu cara mengurusnya seperti holding company, sedangkan NU franchise.






———–


Guyonan Jusuf Kalla tentang Muhammadiyah dan NU


Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah dua organisasi Islam terbesar di dunia. Keduanya berhasil berkembang dengan caranya masing-masing.

“Muhammadiyah itu cara mengurusnya seperti holding company, sedangkan NU franchise,” ujar Kalla saat Pembukaan Pra-Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu, 7 Maret 2015.

Di Yogyakarta, KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah pada 18 Nopember 1912, dan 14 tahun kemudian, atau 31 Januari 1926, KH Hasyim Ashari mendirikan NU. Para pengamat sejarah melihat bahwa Muhammadyah mewakili golongan Muslim modern, sedangkan NU rumah bagi golongan Muslim tradisional.

Pidato Jusuf Kalla, yang berasal dari keluarga NU di Sulawesi Selatan, penuh dengan guyonan. Dia menyamakan Muhammadiyah dengan perusahaan Grup Astra yang bermodel holding company, sedangkan NU seperti McDonald’s.

“Kan kiai mana saja bisa bikin pesantren, dikasi cap NU, jadi deh,” ujarnya yang disambut gelak tawa peserta.

Menurut Kalla, model pengembangan kedua organisasi keagamaan itu terbukti sukses dan masih bertahan hingga saat ini.

“Jadi saya minta jangan ada yang diubah,” ujarnya.

Jaringan sekolah (pendidikan) dan rumah sakit milik Muhammadyah memang sangat kuat di berbagai daerah, sementara pesantren milik warga NU tersebar di banyak wilayah.

Dalam Pembukaan Pra-Muktamar ini, JK sempat menyebut tantangan Muhammadiyah ke depan yakni bagaimana menggerakkan umat.

“Jadi mari kita bicara dakwah itu secara baik, bicara perdagangan, bicara usaha baik ke depan, supaya ada keseimbangan,” ujarnya.

Sebelum menghadiri Seminar Nasional Pra-Muktamar Muhammadiyah itu, Jusuf Kalla meresmikan gedung Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta JK School of Government.

——
Tumbuhkan Ekonomi Sosial Masyarakat

http://ekbis.sindonews.com/read/973429/34/jk-ajak-muhammadiyah-tumbuhkan-ekonomi-masyarakat-1425724584

Pada kesempatan tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengajak warga Muhammadiyah untuk menumbuhkan ekonomi sosial masyarakat lantaran Indonesia yang memiliki kekayaan alam berlimpah belum mampu menjadi negara maju karena menghadapi tantangan, terutama ekonomi dan sosial.

Menurut JK, ada sesuatu yang telah dilupakan bangsa dan masyarakat, sehingga membuat kondisi rakyat Indonesia masih ketinggalan dari negara lain. JK menyebut jika perbandingan antara orang miskin dan orang kaya di Indonesia saat ini masih belum seimbang.

“Perbandingan antara orang kaya dan miskin masih tinggi. Dari seratus orang hanya 10 orang yang sejahtera dan dikategorikan kaya. Ini bukan perbandingan yang bagus dan membuktikan kalau ada sesuatu yang telah kita lupakan,” katanya.

Karena itu, kata JK, peran Muhammadiyah harus lebih memperhatikan dakwahnya dalam bidang muamalah, yakni ekonomi dan sosial. Hal yang penting dibahas dan diperhatikan adalah kekayaan sumber daya alam Indonesia, jumlah penduduknya yang terus meningkat, akan tetapi belum mampu menjadi negara maju.

“Bangsa ini kenapa masih belum maju-maju? Salah satunya karena masyarakat kita masih menjadi masyarakat konsumen, bukan produsen,” katanya.

Masalah ekonomi, juga belum diperhatikan dengan baik, padahal agama Islam dibawa ke negeri ini lewat jalur perdagangan. Pendiri Muhammadiyah, KH Amad Dahlan, juga dikenal sebagai pedagang.

“Ini yang seharusnya menjadi introspeksi bersama, sebenarnya juga menjadi tantangan kita ke depan,” tuturnya.

Untuk itu, kata JK, keliru jika masih ada yang anggapan bahwa menjadi pedagang atau bergerak di bidang ekonomi itu masih menjadi hal yang tabu.

Bahkan, lanjut dia, di lokasi pasar segala pergerakan ekonomi masyarakat dan negara bisa berjalan. Bahkan, bisa ikut membantu memajukan perekonomian negara dan umat.

Agar bisa berperan bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia, JK meminta Muhammadiyah untuk tetap menjaga kekuatan serta turut membantu menyelesaikan tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini.

“Di negeri ini, walaupun masih punya banyak masalah seperti korupsi yang sangat membahayakan, kita juga tetap harus memperhatikan kekuatan apa yang kita miliki, dan apa saja tantangannya. Organisasi Islam juga tidak terus hanya menyampaikan materi-materi tentang akhirat, tapi juga tentang masalah dunia atau masalah muamalah (ekonomi dan sosial)​. Agar ada keseimbangan antara dunia dan akhirat. Karena keseimbangan ini juga dibutuhkan untuk memajukan bangsa,” ungkapnya.

---
Sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2015/03/07/078647975/Guyonan-Jusuf-Kalla-Kiai-NU-Seperti-McDonalds

Tidak ada komentar:

Posting Komentar