Senin, 17 Agustus 2015

Syukuran Tim Jurnal "Kareba Muktamar 47"


REKREASI. Sejumlah anggota Tim Jurnal "Kareba Muktamar 47", foto bersama di Pantai Tanjung Anging Mammiri, Makassar, 16 Agustus 2015. Tim Jurnal "Kareba Muktamar 47" mengadakan syukuran atas selesainya amanah menerbitkan jurnal harian selama enam hari berturut-turut (2-7 Agustus 2015) saat berlangsungnya Muktamar ke-47  Muhammadiyah dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah, di Makassar, 3-7 Agustus 2105. (Foto: Zakiyah Taqiyah)

Minggu, 16 Agustus 2015

Haedar Pimpin Muhammadiyah, Noordjannah Pimpin Aisyiyah


Sang suami, Dr Haedar Nashir terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020, sedangkan sang isteri, Siti Noordjannah Djohantini, terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah juga pada periode yang sama.

Jumat, 07 Agustus 2015

Biarlah Muhammadiyah Tetap “Kolot”


Muhammadiyah itu memang tidak dirancang untuk terlibat dalam politik praktis. Juga tidak harus berubah menjadi organisasi modern yang penuh dinamika, karena memang tujuannya untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam agar terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.



Kamis, 06 Agustus 2015

Tunjukkan Karya, Jangan Saling Menghujat


Buku "IRONI Negeri Kepulauan" merupakan buku kedua dari Beni Pramula, Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sekaligus Presiden Pemuda Asia-Afrika. Buku pertama yang berbau sektoral “Merebut Momentum Zaman dan Menduniakan Gerakan”, tidak begitu buming dan lebih kepada kepentingan Muktamar.
Armada 12-47  FKIP for Muktamar

Armada Tim 12 FKIP for muktamar muhammadiyah ke 47
#nyak

Pengalaman yang Tak Ternilai Harganya



Sungguh pengalaman yang luar biasa bisa menjadi bagian dari perhelatan Akbar Muktamar Muhammadiyah ke-47 ini, tergabung dalam team media center memberikan pengetahuan tentang jurnalistik yang tidak ternilai harganya. Suatu kebanggaan bagi saya bisa bertemu dan berkumpul dengan orang-orang hebat.

Ali Hassanov : Muhammadiyah Menyentuh Segala Aspek baik Pendidikan, Ekonomi, Politik dan Medis



Arthur dan Ali Hassanov (Rusia)



Tampil mengenakan peci hitam tamu kehormatan Rusia  Ali Hassanov pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 sebelum memulai interviewnya sempat mengatakan bahwa di negaranya Rusia juga memiliki peci yang sama. Berikut hasil interview singkat dengan beliau.
 
"Ini adalah pertama kalinya bagi saya untuk datang ke sini dan saya melihat banyak kegiatan interaktif Internasional yang baik. Ketika saya browsing internet saya melihat
tentang Indonesia, saya mendapat banyak gambaran tentang Indonesia. saya sangat terkejut terhadap apa yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah, karena di Rusia kami juga  memiliki Organisasi Muslim,yang kami namakan Organisasi Muslim tapi kami belum melakukan banyak hal seperti yang Muhammadiyah lakukan. Karena Muhammadiyah terlibat dalam banyak aspek seperti dalam bidang Pendidikan, Ekonomi, Politik, dan Medis. Saya sangat terkejut tentang hal itu. kami juga banyak belajar dari Indonesia. saya berharap hubungan kita akan semakin maju ke tingkat berikutnya dan Kerjasama antara Organisasi Muslim dan Muhammadiyah dapat terus terjalin." (ariana, nuim hayat)


Foto : Stand Bazaar dan Press Conference

Tampak antrian peserta di stand-stand makanan dan minuman gratis Muktamar Muhammadiyah ke-47 (foto: ariana)


Press Conference Bapak Din Syamsuddin beserta Tamu-tamu Kehormatan dari berbagai negara.Dari Kiri ke kanan Miss Hasis Laurie (Belgia), Malika Feer (Belanda), Arthur(Rusia), Ali Hasanov (Rusia), Yahya Sergio Pallavici (Italy), Din Syamsuddin(Ketua PP Muhammadiyah) , Said ElHasan (Maroco), Farad Abdol Mutolib (Mauritius), Prof. Mustafa Dasuki (Mesir) (Foto: Ariana)
                                                  





Serba Serbi hari ke - 4



Sisi lain muktamar muhammadiyah 47

Ucapan Selamat Muktamar Muhammadiyah 47 foto:firman

Sejumlah Armada yang siap untuk mengantar para peserta muktamar foto:firman

Jalan santai peserta penggembira diarea muktamar foto:firman

MAARIF Instute: Peluncuran "Fikih Kepemimpinan Non_Muslim" Muktamar Muhammadiyah 47

(Foto:SyamB)
Makassar-- Persoalan kebhinekaan merupakan salah satu isu penting yang menjadi kepedulian pelbagai kelompok sipil dan akademisi, tidak terkecuali MAARIF Instute yang memiliki kedekatan kultural dengan Muhammadiyah dalam momen Muktamar 47 yang tengah berlangsung di Makassar, MAARIF Instute bersama UIN Alauddin Makassar meluncurkan bukuh "Fikih Kebhinekaan: Pandangan Islam Indonesia tentang Umat, Kewarganegaraan dan Kepemimpinan Non-Muslim(Mizan dan MAARIF, Juli,2015). Buku ini merupakan kumpulan pemikiran yang berkembang dalam Halaqah Fikih Kebhinekaan yang melibatkan para ulama dan Intelektual Muhammadiyah pada Februari lalu. Peluncuran dilakukan kamis 6 Agustus di Training Center, UIN Alauddin Makassar.

Bachtiar Dwi Kurniawan., MPA : Gerakan Pro-Poor dan Rahmatan Lil Alamin

Bachtiar Dwi Kurniawan., MPA : Gerakan Pro-Poor dan Rahmatan Lil Alamin

     Makassar- Public Expose “Gelombang baru gerakan Muhammadiyah” (catatan perjalanan lazismu dan MPM PP. Muhammadiyah mengentaskan kemiskinan) merupakan tema yang usung oleh lazismu dan MPM dalam dialog interaktif yang di laksanakan di Rumah Kopi depan kampus Unismuh Makassar dengan narasumber Bachtiar Dwi Kurniawan., MPA (Sekretaris MPM.PP Muhammadiyah) dan Syahril Syah., S. IP (Alumni Ketua Umum DPP IMM). Rabu, 05/08/2015.

Grup Band Religi dari Pemuda Muhammadiyah

Serambi Bagelan Band  ( Band Religi )



Makassar-Serambi Bagelan band yang tampil beberapa kali di pentas seni budaya nusantara adalah grup band yang di bentuk pada tahun 1979 oleh pemuda muhammadiyah cabang bagelan,purwerejo Jawa tengah. 

Rabu, 05 Agustus 2015


Bapak Hajryanto Y. Thohari
foto:firman

Bapak Hajryanto Y. Thohari ketua badan pelaksana Lazismu dan kandidat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2020

Wajah Baru Gerakan Muhammadiyah


Hilman Latief.Ph.D (Ketua Tim Peneliti, Direktur LP3M UMY)
Foto:Firman

Wajah Baru Gerakan Muhammadiyah
sudah lebih dari 1 abad usia Muhammadiyah. muhammdiyah diawal berdirinya dikenal dengan gerakan yang memberikan perhatian kepada kelompok miskin- dhuafa. Aksi aksi pelayanan Muhammadiyah dicurahkan untuk memberikan penyatunan kepada masyarakat miskin dan membutuhkan.Bedirinya rumah sakit, panti asuhan, sekolah lebih banyak didedikasikan untuk menolong orang miskin.
Bahkan perhatian kepada orang miskin menjadi prioritas gerakan Muhammadiyah. Ini terbukti dari majelis yang diawal dibentuk muhammadiyah salah satunya adalah majelis Penolong kesengsaraan Oemoem (PKO) selain majelis pengajaran, tabligh dan pustaka.
Dalam perkembangannya, muhammadiyah tumbuh menjadi besar dan diiringi dengan pertumbuhan amal usahnya di sektor pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonom. muhammadiyah bisa dibilang disibukkan dengan persoalan birokrasi organisasi dan pengelolaan amal usahanya.
Perkembangan organisasi dan gurita amal usaha itulah yang menyebabkan muhammdiyah sibuk dgn urusan rutin organisasi dan terlena untuk mengurusi persoalan hidup masyarakat.Ada kesadaran untuk mengembalikan ruh dan peran muhammdiyah utnuk turut terlibat mengurusi dan memecahkan problem hidup masyatakat.
Sejak tahun 2000 an kesadaran akan hal itu muncul dan menguat. Kemunculan Majelis pemberdayaan masyarakat ( MPM) dan lazismu menjadi penanda gerakan muhammadiyah dgn wajah baru Sekarang Muhammdiyah hadir ketengah-tengah masyarakat, menyelesaikan persoalan hidup umat khususnya yang terkait dengan kemiskinan.Bagaimana gerakan baru Muhammadiyah yg sdh diinisisasi MPM dan Lazismu yang merubah wajah muhammadiyah?
Saksikan dalam public expose tentang Peran MPM dan Lazismu mengentasakan kemiskinan, Rabu 5 Agustus,2015  di warung Kopi depan unismuh makasar.Kutipan dari Hilman Latief.Ph.D
Reporter :Firman




Perilaku dan Potensi Filantropi Warga Muhammadiyah


Ketua Badan Pengurus Lazismu

Bapak Hajriyanto
Y Thohari Dan Hilman Latief, Ph.D (Ketua Tim Peneliti, Direktur LP3M UMY)
foto:firman

Perilaku dan Potensi Filantropi Warga Muhammadiyah
Kegiatan filantropi (praktik kedermawanan) menjadi salah satu ciri utama gerakan Muhammadiyah.  Filantropi menjadi tulang punggung gerakan Islam modernis Muhammadiyah sejak didirikan organisasi ini pada tahun 1912. Tak pelak, ribuan amal usaha kini telah berdiri dan berkembang di pelbagai pelosok Indonesia. Pada Muktamar Muhammadiyah ke 47, Muhammadiyah mencanangkan penguatan dakwah Islam melalui  peningkatan aktivitas filantropi.
Dalam rangka mengkaji dan memproyeksikan perilaku dan potensi filantropi Muhammadiyah, Lazismu bersama Program Studi Muamalah-Ekonomi dan Perbankan Islam (EPI)-Fakultas Agama Islam  UMY, Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengembangan Pendidikan (LP3M) UMY melakukan survei di 11 kota besar di Indonesia, yaitu Padang, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Mataram, Makasar, Pontianak, dan Balikpapan.
Perilaku umum berderma dari warga Muhammadiyah sebagai warga kelas menengah Muslim Indonesia menunjukkan bahwa mayoritas pengeluaran zakat, infak dan sedekah sebanding dengan tingkat pendapatan mereka dan berada pada kisaran 2,5 % dari pendapatan. Meski demikian, penelitian ini juga menemukan bahwa pendapatan yang tinggi ternyata tidak menjamin berdermanya juga tinggi dan begitu juga sebaliknya, yang berpendapatan rendah nominal berdermanya ada yang diatas 10 % dari total pendapatannya.
Sekitar 41,2 persen warga muhammadiyah menyalurkan ZIS melalui dua lembaga, hanya sekitar 22,3 persen saja yang melalui hanya kepada satu lembaga saja. Meski demikian, warga yang menyalurkan donasinya langsung kepada mustahiq juga tergolong masih cukup besar yaitu sekitar 30,8%. 81% warga muhammadiyah mengaku menyalurkan ZIS dengan cara tunai, sementara itu jemput layanan ZIS dan transfer belum dimanfaatkan oleh warga Muhammadiyah. Selain itu, kecenderungan mayoritas warga yang lebih suka menyalurkan donasinya dengan mengantarkan sendiri kepada Lembaga Amil Zakat, meski demikian warga yang menyalurkan sendiri kepada muztahiq juga masih tinggi yaitu sekitar 28,44 persen
Potensi Filantropi Warga dan Amal Usaha
Menurut Hajriyanto Y. Tohari, Ketua Badan Pengurus Lazismu, Amal Usaha Muhammadiyah merepresentasikan lembaga profesional yang mandiri  (self-funded) dan juga memiliki fungsi profit. Tingkat kapasitas dan besar pendapatan AUM yang menjadi bagian dari penelitian ini berbeda-beda, mulai dari yang berpenghasilan kurang dari 500 juta rupiah perbulan sampai di atas 5 miliyar rupiah perbulan. Pendapatan tersebut berbanding dengan aset yang dimiliki oleh masing-masing AUM, mulai dari yang  5-10 miliyar sampai di atas 100 miliyar dan bahkan di atas 500 miliyar.
Sementara itu, Hilman Latief yang mewakili Tim Survei mengatakan jumlah potensi filantropi dari AUM bermacam-macam. Lembaga pendidikan seperti sekolah masih menyisihkan dana sosial mereka kurang dari 50 juta pertahun, sedangkan  sebagian lainnya antara 250-500 juta dan bahkan ada yang di atas 1-2 miliyar pertahun seperti rumah sakit dan perguruan tinggi Muhammadiyah yang besar. Berdasarkan kapasitas yang dimiliki oleh AUM serta kemampuan mengeluarkan dana sosial yang ada, setidaknya terdapat potensi sekitar lebih dari 365 miliyar rupiah dana filantropi yang bisa digali dan dimanfaatkan setiap tahunnya.
Selain itu, potensi dari warga Muhammadiyah sendiri  adalah 165 milyar pertahun. Jumlah tersebut diproyeksikan dari 2% dari jumlah warga Muhammadiyah yang sudah memiliki KTA/NBM (Kartu Tanda Anggota/Nomor Baku Muhammadiyah), yang mencapai 1.5 juta orang, yaitu 30.000 orang. Gambaran potensi realistis secara keseluruhan adalah 525 milyar/pertahun.
Angka ini akan bertambah bila asumsi jumlah warga berubah sesuai dengan cara pengambilan cara perhitungannya, misalnya dengan estimasi jumlah warga Muhammadiyah yang diasumsikan mencapai 30 juta orang. Tambahnya- Hilman Latief, Ph.D (Ketua Tim Peneliti, Direktur LP3M UMY)
Press Release Rumah Kopi,Selasa, 4 Agustus 2015
Reporter : Firman
foto:firman

HIDUP-HIDUPILAH MUHAMMADIYAH JANGAN MENCARI HIDUP DIMUHAMMADIYAH

Pesan kiyai dahlan diatas sudah terpantri didalam jiwa dan sanubari untuk tetap teguh menyebarluaskan faham kemuhammadiyaan. sebelum melakukan wawancara ayahanda langsung memberikan defenisi tentang muhammadiyah sampai metode pengambilan hukum dalam bermuhammadiyah dengan panjang lebar kepada kami. Pada tanggal 4 agustus 2015  hari selasa jam 15.23 di gedung balai sidang unismuh makassar ayahanda pimpinan cabang istimewa mengatakan bahwa muktamar muhammadiyah yang ke 47 ini termasuk sangat sukses dan megangkat jelpol tagannya, beliau juga menceritakan suka duka menjadi pengurus Muhammadiyah  pada saat Muhammadiyah pertama kali masuk di pulau Minang Malaysa mereka sangat bayak mengalami berbagai macam cobaan, hinaan, cacian, gunjingan sampai-sampai foto Haji Tuan Guru Zainal Abidin Bin Zam-Zam di coret coreti dengan coretan sagat tidak terpuji dan beliau juga sering di caci maki oleh orang lain tapi beliau tidak pernah mau membalas hinaan mereka dan beliu juga tetap tegar dan teguh serta sabar di organisasi muhammadiyah karna beliau bertekat untuk membuat Muhammadiyah menjadi berjaya di pulau minag malaysia dan memiliki prinsip semakin banyak orang yang suka dengan kita maka semakin banyak juga orang yang membenci kita, kalau soal tantangan itu adalah hal wajar Rasulullah, Kh. Dahlan saja banyak tantanganya terlebih dengan kita semua ujar Pak Haji Tuan Guru, Inilah kader Muhammadiyah sejati karna beliau menghidup-hidupi Muhammadiyah bukan mencari hidup di muhammadiyah,beliau juga mengatakan inysaallah beliau akan tetap setia di organisasi Muhammadiyah. sebelum selesai wawancara terdapat harapan kepad pimpinan Muhammadiyah yang selanjutnya untuk tetap melanjutkan dakwah Muhammadiyah Dari bidang pendidikan, bidang sosial, bidang keagamaan dll, dan terdapat kegelisahan bahwa ia melihat Muhammadiyah sangat kurang di bidang ahli Fiqih/ Fuqahanya tapi kalau dibidang  lain Muhammadiyah sudap patut untuk di apresiatif terutama para cendikiawan dan intelektualnya. (Abd. Rahman & Faisal Nur)


Dari Jamnas HW untuk Kareba Muktamar



Kader HW perlu menjadi generasi yang kuat akidahnya, lurus ibadahnya, dan terhindar dari perbuatan-perbuatan negatif. Jamnas di Maros kali ini adalah yang menyenangkan. Peserta jamnas agak santai karena acaranya tidak terlalu padat, peserta juga dibawa ke tempat-tempat wisata di Makassar sekaligus mengenal budaya daerah.
Shobirun - 
(Guru Pendamping Tim HW SMA 1 Tumenggung, Jawa Tengah)

Danik Eka Rahmaningtyas Ketua Umum PP IPM Periode 2012-2014 :IPM Sebagai Wadah Minat dan Bakat

Dalam menyemarakkan Muktamar Muhammadiyah yang ke-47 dan satu abad ‘Aisyiyah, berbagai kegiatan dilaksanakan salah satunya silaturrahim Alumni Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang digelar di kediaman pribadi Walikota Makassar, Danny Pomanto. Selasa (04/08)

Berikut kutipan wawancara tim jurnal kareba Muktamar 47 dengan Danik Eka Rahmaningtyas, melalui acara silaturrahmi alumni IPM/IRM.

Anda sebagai satu-satunya Kader IPMawati yang menjabat sebagai mantan ketua umum PP IPM, bagaimana pandangan Anda mengenai potret pendidikan pelajar saat ini?
Pelajar sekarang kalau disuruh nongkrong di mall daripada disuruh ikut rapat pasti kan milih nongkrong di Mall dan berkumpul dengan geng motornya, yang cewek cewek ngumpul dengan kelompok hijabersnya atau fotografinya. Kita biasanya melihat pemberitaan di media yang memunculkan sosok-sosok pelajar yang tidak mencerminkan sebagai seorang berpendidikan. Kenakalan remaja, pelajar yang suka bermain kekerasan, pemakai narkoba, dan lain-lain. Nah itu memang fakta. Namun jarang sekali dimunculkan sisi prestasinya padahal banyak banget prestasi pelajar indonesia. Contohnya, yang memenangkan olimpiade matematika Internasional. Terus kemaren itu aja dari SMP Muhammadiyah Sidoarjo, dia memenangkan lomba Robotik, juara satu internasional. Hal-hal kayak gini tidak dianggap dan kurang diberdaya.

Lalu, bagaimana peran IPM seharusnya dalam mengawal pelajar-pelajar Indonesia?   

IPM sebagai organisasi pelajar harus benar-benar menjadi semacam rumah yang mewadahi minat, bakat, dan juga bagaimana mendorong prestasi-prestasi belajar. Ini bukan hanya di dunia akademik saja, namun juga bisa diberbagai bidang.

Solusi apa yang harus dilakukan sebagai pelajar Muhammadiyah?
Seharusnya IPM memang harus konsen di pergerakan pelajar di berbagai bidang. Yang jadi masalah sekarang yang sering jadi sedikit perbincangan, IPM-kan dipimpin oleh usia-usianya. Kalau di tingkat pusat kan udah mahasiswa, kadangkala kurang membuat sebuah gerakan yang memang menyentuh pada anak-anak SMP dan anak-anak SMA. Demo atau apa itukan sebenarnya bukan marka IPM, IPM itu mahkomnya kan memperjuangkan komunitas. Kalau hobinya suka musik, ya di musik saja misalnya. Ya kalau di akademik-akademik ya seperti itu yang harus memang di fokuskan di IPM.

Apa yang membuat Anda tertarik dengan pelajar di IPM saat ini?

Sekarang saya tertarik dengan gerakan komunitas yang diusung oleh IPM saat ini. Banyak sekali komunitas yang dibentuk IPM dan itu memberikan kontribusi besar bagi IPM ke depannya. Karena dari komunitas kita bukan bergerak berdasarkan struktur lagi.
(Nurfadhilah Bahar/Nurfathanah Taslim/Rihlatushitaa)

Kapan Lagi Berbuat untuk Muhammadiyah


(Hj. Rohani Dg Rampu)

Meski tak dapat undangan jadi panitia, tetapi saya meminta tolong kepada teman untuk diikutkan menjadi panitia, hanya karena ingin berkontribusi di Acara Muktamar ini. Selagi kita masih diberi kesehatan dan umur yang panjang, kapan lagi kita bisa berbuat untuk Muhammadiyah.
- Hj. Rohani Dg Rampu -
(Pembantu Panitia Seksi Konsumsi Muktamar Muhammadiyah 2015)

Bazar, Ajang Syiar Muhammadiyah Bagi Khalayak Umum

Ketua Panitia Bazar, Rahmansyah Jamal; Foto: Nurhafizhah
Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar Satu Abad 'Aisyiyah di Makassar diharapkan membawa kemaslahatan, tidak hanya untuk warga Muhammadiyah tetapi juga untuk masyarakat secara umum.

Salah satu rangkaian acara Muktamar adalah bazar yang dimaksudkan untuk syiar Muhammadiyah ke khalayak umum, dan juga menjadi forum silaturahim untuk para kader karena tidak semua peserta muktamar dapat memasuki forum.

Panitia kegiatan ini merupakan gabungan dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Nasyiyatul 'Aisyiyah (NA), Pemuda Muhammadiyah, dan Tapak Suci. Mereka bekerja dengan tiga konsep, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Mereka juga berambisi bahwa bazar ini tidak hanya sukses dalam perencanaannya saja, tetapi sukses dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Ada beberapa kegiatan pendukung yang dilaksanakan seperti kreativitas pelajar yang dikoordinir oleh IPM, kajian intelektual oleh IMM, forum silaturahmi saudagar oleh Pemuda Muhammadiyah dan wisata kuliner oleh NA.

Ribuan Peserta Jamnas HW serbu Kostrad

Arahan pelatih sebelum memulai halang rintang
(Foto: Muhammad Fahmi)
Maros- Sebanyak 1000 peserta Jambore Nasional (Jamnas) memadati lapangan halang rintang Linud 433 Julu Siri Selasa (4/8). Kegiatan yang dipandu langsung oleh TNI AD ini merupakan rangkaian kegiatan dari Jamnas Kepanduan Hizbul Wathan (HW). Berlangsung selama tiga jam, kegiatan ini menjadi pusat perhatian di pangkalan Batalyon Kostrad Bantimurung, Maros.

Kegiatan ini terdiri dari latihan fisik dan non fisik. Kegiatan fisik berupa pengenalan halang rintang yang dimiliki oleh TNI dan peserta mencoba melakukan latihan ala TNI AD, sedangkan kegiatan non fisik merupakan pemberian wawasan kebangsaan, pembinaan semangat, dan pembinaan disiplin. Kegiatan non fisik ini terangkum dalam kegiatan yel-yel selama pembekalan sekaligus memberikan motivasi. “Meskipun kegiatan ini hanya berlangsung singkat, namun kegiatan ini kita manfaatkan secara optimal, sehingga ada manfaat, ada bekal yang dapat dibawa oleh peserta.” Kata Letkol Infantri Agus Tatius Sitepu.

Ia juga menambahkan, kedepannya kegiatan ini diharapkan  lebih banyak lagi. Terlebih lagi, generasi muda saat ini dihadapkan oleh berbagai tantangan yang cukup berat. Terutama, permasalahan narkoba, pergaulan bebas, dan lain sebagainya, sedangkan doktrin-doktrin yang dimasukkan pada kegiatan seperti ini sangat terbatas. Biasanya hanya dilakukan hanya sekali dalam setahun sehingga kegiatan seperti ini perlu dirangkaian dengan kegiatan rutin di sekolah. Mental generasi muda sekarang harus terbina, dan mampu mengontrol segala godaan-godaan dari kehidupan yang tidak jelas di lingkungan. 

Selain pembinaan latihan ketangkasan, TNI AD juga melakukan pembinaan khusus terhadap anggotanya dengan menerjunkannya dalam misi-misi internasional seperti di Libanon dan misi perdamaian dunia lainnya bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dari prestasi itu, TNI AD paham akan pentingnya pendekatan teritorial. Pendekatan teritorial merupakan pendekatan kemanusiaan secara persuasif yang juga harus dimiliki generasi muda khususnya anggota kepanduan HW.  Secara persuasif, dapat dilakukan melalui jalur sosial, kesehatan, dan penanggulangan bencana. Sehingga di masa depan, apabila ada misi-misi sosial, anggota kepanduan Hizbul Wathan bisa terjun langsung, baik itu dalam skala nasional maupun internasional.

Sebagai kegiatan outbond pertama yang bekerjasama dengan kepanduan HW, TNI AD berharap bisa memberikan sumbangsih lebih untuk memberikan bekal kepada generasi muda bersama elemen lain. Tidak hanya pada kegiatan outbond, tapi juga pemberian wawasan kebangsaan, kesehatan, dan lain-lain. (Muhammad Fahmi dan Zulfah

Sepenggal Cerita dari Karnaval, Kuda Menari dan Tradisi Penamatan Al-Qur'an

Foto: Achmad Zulfikar
Ada yang menarik diantara peserta Karnaval Muktamar Muhammadiyah. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Sulawesi Barat membawakan atraksi Sayyang Pattuqduq yang menampilkan Kuda Menari. Atraksi ini merupakan budaya khas dari suku Mandar.

Ditemui di sela-sela Karnaval Muktamar Muhammadiyah, Koordinator Lapangan Karnaval dari PWM Sulbar, Awaludin mengungkapkan,

“Momen muktamar ini menjadi penting bagi kami untuk memperkenalkan budaya Mandar yang menjadi jati diri masyarakat Sulawesi Barat kepada seluruh peserta dari 33 provinsi hingga mancanegara”.

Sepenggal Cerita dari Karnaval, Kami Perlu Dibina Muhammadiyah dan 'Aisyiyah

Foto: Muhammad Luqman
Peran dari Nelayan yang membawa rombongan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Din Syamsuddin menuju  Anjungan Pantai Losari merupakan partisipasi dalam kesuksesan penyelenggaraan Karnaval Muktamar Muhammadiyah, Sabtu lalu (1/8).

Perahu Nelayan yang berjumlah 205 buah mewakili 105 tahun Muhammadiyah dan 100 tahun ‘Aisyiyah. Perahu ini mengantarkan Prof. Din Syamsuddin dari Pelabuhan Paotere menuju ke Anjungan Pantai Losari.

“Tadi kami membawa pak Din dan rombongan dari Pelabuhan Paotere menuju ke Anjungan Pantai Losari, sepertinya bapak menikmati suasana laut di Makassar,” ungkap Nawir salah satu panitia yang mendampingi pak Din di perahu.

Busyro Muqaddas : IPM Kader Bangsa dan Persyarikatan

Busyro Muqaddas saat memberikan motivasi
untuk kader muda Pelajar Muhammadiyah
(foto: Muhammad Fahmi)
Makassar-- Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) selenggarakan Silaturahmi Nasional (Silatnas) di kediaman pribadi Walikota Makassar Jl. Amirullah Selasa (4/8) malam.

Kebersamaan Memperkuat Pengamanan


Saya berasal dari tapak suci Muhammadiyah bertugas untuk mengamankan ketertiban dan kelancaran muktamar mulai dari mengawal pembukaan persidangan sampai nanti acara selesai.  Sebenarnya dari awal kita sudah dipertemukan dari semua unsur kabupaten yang ada, jadi teman-teman ini dari berbagai daerah bukan hanya dari Makassar ,tapi hampir seluruh perwakilan dari Sulawesi Selatan hadir. Saya sangat suka dengan kebersamaan teman-teman disini seperti makan bersama ,tugas bersama, dan berbagai macam cerita yang ketika bertugas menghadapi para muktabirin yang tentu berasal dari berbagai macam karakter dan wataknya. Saya berharap ada perwakilan dari Sulawesi Selatan yang mudah-mudahan bisa duduk di pengurusan pusat muhammadiyah. nur faizah

Sahrul Fahmi
Panitia Keamanan Muktamar47

Pentingnya Partisipasi ‘Aisyiyah dalam Pelaksanaan UU Desa

Ilustrasi Desa
Satu Abad ‘Aisyiyah merupakan tonggak penting untuk mengembangkan partisipasi aktif dalam mengawal kebijakan pemerintah. Dalam hal ini ‘Aisyiyah mengawal pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa dengan beberapa alasan.

Pertama, pemerintah desa telah memiliki kewenangan untuk mengelola sumberdaya dan sumber dana, kedua sentralisasi berakibat pada kesenjangan antara desa dan kota kemudian mendorong desa itu tidak ada sumberdaya, sehingga saat peralihan dari sentralisasi menuju desentralisasi dianggap membawa angin segar. “Maka ‘Aisyiyah menyambut baik lahirnya UU Desa ini,” ungkap Tri Hastuti Nur Rochimah, ditemui Selasa (4/8).

Sepenggal Cerita Semangat Perempuan Muslim dalam Pembukaan Muktamar

Foto: Andi Ilham Patangai
Gerakan Perempuan Muslim untuk Mencerahkan Bangsa yang merupakan tema Muktamar ‘Aisyiyah ke-47 dan Satu Abad ‘Aisyiyah di Makassar tentunya terasa dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Lapangan Karebosi yang dihadiri Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Senin lalu (3/8).

Lebih dari 1.000 santriwati dan mahasiswi terlibat dalam pembukaan Muktamar. Hal ini tergambar jelas saat Pembukaan Muktamar di Lapangan Karebosi. Ada santriwati dari Pondok Pesantren Ummul Mukminin juga mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang mengisi Marching Band, ditambah mahasiswi dari Paduan Suara Universitas Muhammadiyah Makassar, dan penari dari mahasiswi Universitas Muhammadiyah Makassar yang turut menyemarakkan pembukaan muktamar. Jumlah ini belum termasuk pengisi acara di beberapa kegiatan pendukung Muktamar.

Tin: ‘Aisyiyah Sangat Diperhitungkan

Satu Abad ‘Aisyiyah merupakan momentum penting bagi ‘Aisyiyah untuk merefleksikan kiprahnya selama ini di masyarakat. ‘Aisyiyah sangat diperhitungkan, apabila mengambil peran dalam upaya pengendalian tembakau baik secara organisasi maupun keterlibatan kader-kadernya.

Hal ini diungkapkan Tin Sapartinah, aktivis perempuan dalam pengendalian tembakau yang juga pembina Indonesian Institute for Social Development (IISD) saat ditemui dalam Forum Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah bekerjasama dengan Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh), Rabu (5/8).

Malika Feer dan Hasis Laurie : Berharap tidak ada lagi diskriminasi bagi Umat Muslim


Malika Feer (Belanda) dan Miss Hasis Laurie (Belgia)


Tampil dalam balutan busana yang syar’I, tamu kehormatan Muktamar Muhammadiyah ke-47 asal Belanda, Malika Feer dan Belgia, Miss Hasis Laurie dalam kesempatannya berkunjung ke kampus Universitas Muhammadiyah Makassar dalam rangka konferensi pers dengan bapak Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bapak Din Syamsuddin.

Disela-sela kunjungannya beserta rombongan tamu kehormatan internasional lainnya, sempat memberikan Pandangannya tentang perhelatan akbar ini. 

Menurut Malika “Acara yang diadakan Organisasi Muhammadiyah ini  sangat bagus,saya sangat terkesan  and merasa luar biasa bisa berada dsni.

Tidak jauh berbeda halnya dengan Malika Feer, Miss Hasis Laurie tidak kalah antusiasnya dalam mengikuti serangkain acara muktamar ini.
“ Bagi saya acara semacam ini sangat baik. Ini adalah kedua kalinya bagi saya di Indonesia dan pertama kalinya bagi saya untuk ikut Muktamar Muhammadiyah. saya sangat senang dengan keseluruhan organisasi ini, konferensi-konferensinya  dan acara-acaranya. Saya benar-benar senang untuk dapat berpartisipasi dalam upacara pembukaan yang bagi saya sebagai orang Belgia benar-benar menarik melihat beberapa tarian-tarian yang ditampilkan, sungguh sangat mengesankan, sangat indah, saya sangat menghargai lagu-lagunya dan juga merasa terlalu senang karena dapat melihat Presiden Indonesia bisa hadir dalam acara ini, itu benar-benar menarik.”

 “Adapun mengenai konferensi internasional yang di prakarsai oleh Muhammadiyah . Saya selaku perwakilan Belgia, Merasa bahwa konferensi ini sangat menarik karena saya dapat berbagi masalah-masalah yang dihadapi muslim di Eropa dengan peserta internasional lainnya. karena saya pikir dengan membiarkan mereka tahu tentang bagaimana situasi di Belgia kita dapat meningkatkan pengetahuan dan juga dengan mendapatkan model praktek yang baik, diskusi yang baik adri mereka. kita dapat menemukan ide baru untuk mengurus masalah fobia di Eropa sehingga sangat menarik bagi saya untuk berada di sini.”lanjutnya

 “Saya berterima kasih kepada Muhammadiyah untuk undangannya dan juga Prof.Dr. Din Syamsuddin yang mengundang saya untuk acara ini”

Dalam kesempatan ini pula Miss Hasis Laurie juga menyampaikan harapan-harapannya untuk masa depan, ”Harapan saya untuk masa depan, pertama-tama untuk Muslim di Eropa untuk dapat hidup dalam kondisi yang lebih baik tanpa masalah diskriminasi lagi , untuk mewujudkan hal itu saya berharap bahwa kita akan mampu mengatasi ketidaktahuan kita tentang islam dan  dapat memperkenalkan praktik yang baik . kami juga berharap bahwa kita akan terus berbagi informasi dan kerjasama dengan Muhammadiyah dan terakhir saya berharap Muslim di seluruh  dunia bisa hidup damai.” (Ariana, Nuim Hayat)


Serba serbi Muktamar ke 47. Foto. Fadly Jamil

Komando kesiapan Siaga Muhammadiyah, berpose
di depan pintu I Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar. Rabu 5/08/2105.

Kapolsek Rappocini"kiri" AKP Muari Sik, MM dan Anggota KOKAM Samsul Alam"kanan"
berjabat tangan sebagai bentuk kerjasama pengamanan pada
muktamar ke 47 Muhammadiyah Makassar. Rabu, 5/08/2015.

Aksi tukar batu Akik, peserta Muktamar dari Aceh dengan kepolisian
yang bertugas di Muktamar ke 47 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Makassar. Rabu. 5/08/2015. 

Foto bersama dengan Prof. Nakamura Mitsuo Ph.D dergan peserta Muktamar.
Lantai 3 FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Rabu 5/08/2015.


Kerjasama Tim Kesehatan Se-Makassar Untuk Muktama47

  Zulkifli (Tim Kesehatan/FK Unismuh Makassar)

  Jadi tim kesehatan lebih banyak sukanya karena selain membangun solidaritas dengan teman-teman satu tim juga kerjasama dengan tim lain seperti KSR Unismuh, Kesehatan Unhas, Kesehatan UNM dan beberapa istansi seperti rumah sakit se-Makassar  juga ada dan kami mendapatkan pengalaman yang sangat berharga di Muktamar  47 Muhammadiyah.

Selama muktamar sudah banyak pasien yang di tanangani, terlebih di lokasi pameran Monumen Mandala pasiennya membeludak sehingga dokter harus bekerja keras lagi, bahkan melebihi dari jadwal kerja yang telah di tentukan dalam memberi pelayanan kepada para pengunjung yang sakit dan salah satunya adalah peserta dari Rusia yang jatuh sakit dan butuh pelayanan cepat di lokasi pameran tersebut. Namun itulah tanggung jawab dan kepedulian, sangat bangga berada di sini. Harapan saya semoga Muktamarnya lancar dan baik peserta maupun penggembira dan terlebih lagi panitia agar menjaga kesehatannya sampai Muktamar ini selesai. (Syahrun)

Pemilihan Ketua umum ,175 Personil kepolisian dikerahkan.

Personil Gabungan kepolisian, berpose ditengah kesibukan
pengamanan Muktamar ke 47 Muhammadiyah di
Universitas Muhammadiyah Makassar. Rabu, 5/08/2015.
Sejumlah pasukan gabungan dari polsek – polsek yang tersebar dikota Makassar dan satu kompi anggota Brimob serta dua puluh lima personil dari Polrestabes diturunkan untu mengamankan proses pemilihan ketua umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai bentuk rangkaian Muktamar Muhammadiyah ke 47 di kampus Universitas Muhammadiyah Makassar .”Rabu, 5/08/2015”.


Empat puluh lima petugas bersenjata lengkap dikerahkan dalam balai sidang tempat Muktamar  berlangsung. Tak ketinggalan pula pasukan penjinak bom atau GEGANA. “karna hari ini adalah puncak kegiatan muktamar, maka kami dari pihak kepolisian meningkatan kewaspadaan dan mencegah  hal yang tidak diinginkan, dan selama dua puluh empat jam mulai dari tanggal 3 hingga tanggal 7 Agustus nanti, kami akan memberikan pelayan yang semaksimal mungkin demi mensukseskan Muktamar Muhammadiyah ke 47 di Universitas Muhammadiyah” ungkap kapolsek Rappocini AKP Muari Sik, MM. untuk sementara, kepolisian berfokus pada peningkatan kenyaman peserta ketika berada didalam ruang sidang dan diluar ruang sidang seperti dijalan – jalan protokol, kami telah menyiapkan personil tambahan untuk mengatur arus lalu lintas, terutama di jalan sultan Alauddin, Makassar. Tambahnya. "Fadly Jamil" Foto FADLY JAMIL

KOKAM SIAP MENGAWAL MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE 47.


salah satu personil KOKAM, yang tengah bertugas
di pintu I UNISMUH Makassar. Rabu.5/08/2015
Komando kesiapan siaga Muhammadiyah Sulawesi Selatan atau sering kita sebut KOKAM sebagai garda terdepan dalam menjaga keamanan disetiap event  yang dilakasanakan oleh Muhammadiyah kini mengemban tugas yang mulia  yaitu mengawal muktamar muhammadiyah ke 47 dan satu abad Aisyiah di dua titik yang berbeda. Titik pertama di kampus Universitas Muhammadiyah  Makassar dan titik kedua berada di kawasan pemeran Muktamar, Monumen Mandala jl. Djendral Sudirman Makassar.    
Pasukan pengamanan terbagi atas tiga sift pembagian waktu tugas, untuk sift pertama dimulai pukul 07:00 hingga 15:00, sift kedua pukul  15:00 hingga 23:00 dan sift ketiga pukul 23:00 hingga pagi menjelang. “pengamanan tiga sisft selama pengawalan muktamar semata mata, demi melancarkan dan mensukseskan Muktamar Muhamadiyah ke 47 dan Satu Abad Aisyiah” ungkap Samsul Alam, salah satu personil Komando kesiapan siaga Muhammadiyah yang bertugas di pintu I kampus Unismuh.
 Penugasan pengamanan yang dibawahi langsung oleh pimipinan wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan kakanda Mahyuddin Abdullah ini, akan selalu bersinergi dengan petugas  gabungan lainnya seperti KOSEGU (Komando Serba Guna) dan  Kepolisan dari POLRESTABES, demi menjaga keamanan dan ketertiban selama muktamar ke 47 Muhammadiyah berlangsung.

Untuk pengunjung tanpa tanda pengenal yang telah disiapkan jauh hari oleh panitia local, sama sekali tidak diberikan kelonggaran untuk menyaksikan proses sidang muktamar dan tidak berikan pula kesempatan untuk mengelilingi areal kampus Universitas Muhammadiyah Makassar. Akan tetapi, penggembira yang berasal dari luar daerah Sulawesi Selatan maupun penggembira lokal dibolehkan masuk kedalam area kampus namun harus dilakukan pengawalan selama berada dalam zona pengamanan. “Fadly Jamil”. Foto "FADLY JAMIL

Selasa, 04 Agustus 2015

Dua Ribu Peserta Pilih 13 Pimpinan



Sebanyak 2.563 peserta Muktamar ke-47 Muhammadiyah akan memilih 13 Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020, pada lanjutan Sidang Muktamar, Rabu, 5 Agustus 2015. Untuk pemilihan tersebut, panitia menyediakan 20 bilik suara dan 10 kotak suara. Panitia pemilihan akan mengundi urutan PWM yang akan memilih. (Foto: Akbar Ashari)

Buya Syafi'i : Politik itu " KUMUH"


 Makassar, Prof.Dr.KH.Ahmad Syafi’i Ma’arif yang biasa di sapa dengan " Buya Syafi'i" saat di wawancara oleh wartawan di acara bedah buku di Bazar Muktamar tepatnya di Aula KH.ahmad Dahlan Monumen Mandala kemarin.