Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir (ketiga dari kanan) didampingi Sekum PP Muhammadiyah Agung Danarto (ketiga dari kiri), PP Aisyiyah Latifah, Ketua PW Muhammadiyah Sulsel Alwi Uddin (kedua dari kanan), Ketua Bidang Media dan Sponsorship Panitia Pusat Muktamar Muhammadiyah Syauqi Soeratno (paling kanan), dan Ketua PW Aisyiyah Sulsel Nurhayati Azis, melayani pertanyaan wartawan pada acara Media Gathering Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktmar Satu Aisyiyah, di Hotel Ibis, Makassar, Sabtu malam, 23 Mei 2015. (Foto: Asnawin Aminuddin)
------------
Calon Titipan dan Keunikan Muhammadiyah
Isu calon ketua umum selalu menjadi isu seksi di media massa dalam setiap pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah, tetapi isu tersebut tidak terlalu menarik di kalangan Muhammadiyah, karena organisasi atau persyarikatan Muhammadiyah tergolong organisasi yang unik.
Anggota Muhammadiyah tidak memilih secara langsung calon ketua umumnya, melainkan memilih 13 calon pimpinan. Selanjutnya, ke-13 pimpinan terpilih itulah yang melakukan rapat untuk menentukan siapa di antara mereka atau di luar mereka untuk ditetapkan sebagai ketua umum.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, proses pemilihan pimpinan sudah dilakukan jauh sebelum muktamar, sehingga tidak mungkin ada calon titipan di Muhammadiyah.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam sesi tanya-jawab dengan wartawan pada acara Media Gathering Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktmar Satu Aisyiyah, di Hotel Ibis, Makassar, Sabtu malam, 23 Mei 2015.
Proses pemilihan 13 calon Pimpinan Muhammadiyah, kata Haedar, sudah dilakukan jauh sebelum pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah, yakni diusulkan dari bawah oleh Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia.
Nama-nama yang diusulkan kemudian diverifikasi. Nama-nama yang lolos verifikasi kemudian dimintai kesediaan. Mereka yang bersedia kemudian dirapatkan lagi dalam Sidang Tanwir Muhammadiyah, lalu ditetapkanlah 39 nama calon pimpinan yang akan dipilih dalam Muktamar Muhammadiyah.
“Prosesnya sangat lama. Sampai sekarang pun belum jelas siapa-siapa calon pimpinan yang mengembalikan formulir pernyataan kesediaan dipilih. Jadi tidak mungkin ada calon titipan di Muhammadiyah,” tegas Haedar.
Dia juga menegaskan bahwa di Muhammadiyah tidak ada kubu-kubuan, karena calon pimpinan Muhammadiyah bukan mencalonkan diri melainkan dicalonkan dari bawah.
“Tidak ada kubu-kubuan. Kalau buku ada, karena Muhammadiyah itu membawa pencerahan,” kata Haaedar sambil tersenyum.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Alwi Uddin juga menandaskan bahwa dalam pemilihan pimpinan di Muhammadiyah tidak ada tim sukses.
“Di Muhammadiyah itu tidak ada tim sukses. Yang ada adalah panitia pemilihan, serta kurang lebih 175 anggota tanwir yang akan memilih dan menetapkan 39 calon pimpinan Muhammadiyah untuk selanjutnya dipilih di arena muktamar,” paparnya.
Acara Media Gathering Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar Satu Aisyiyah, dipandu oleh Koordinator Bidang Media dan Sponsorship Panitia Pusat Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah Syauqi Soeratno, serta dihadiri Sekum PP Muhammadiyah Agung Danarto, Pimpinan Pusat Aisyiyah Latifah, Ketua PW Aisyiyah Sulsel Nurhayati Azis, serta puluhan wartawan dari berbagai media massa. (win)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar