Foto: Andi Ilham Patangai |
Lebih dari 1.000 santriwati dan mahasiswi terlibat dalam pembukaan Muktamar. Hal ini tergambar jelas saat Pembukaan Muktamar di Lapangan Karebosi. Ada santriwati dari Pondok Pesantren Ummul Mukminin juga mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang mengisi Marching Band, ditambah mahasiswi dari Paduan Suara Universitas Muhammadiyah Makassar, dan penari dari mahasiswi Universitas Muhammadiyah Makassar yang turut menyemarakkan pembukaan muktamar. Jumlah ini belum termasuk pengisi acara di beberapa kegiatan pendukung Muktamar.
Ditemui sehari sebelum pembukaan, Nur Azizah, salah satu Koordinator Penari menjelaskan perihal keterlibatan penari perempuan yang mendominasi sebagai pengisi acara Muktamar, “Tarian yang kami bawakan adalah tari kolaborasi, termasuk tari empat etnis yang lazimnya dibawakan oleh perempuan yang juga khas dari Sulawesi Selatan”, jelasnya.
Azizah menambahkan, “Selain itu, faktor gerakan dari tarian yang menuntut kelincahan dan keanggunan dari penari juga sepertinya menjadi pertimbangan bahwa pembukaan nanti banyak melibatkan perempuan. Sepertinya ada pesan simbolik yang ingin disampaikan kepada seluruh peserta Muktamar, bahwa perempuan bisa tonji,” tambah mahasiswi semester 3 PGSD Unismuh ini.
Azizah berharap ia dan teman-temannya menampilkan yang terbaik bagi peserta muktamar yang berasal dari seluruh Indonesia bahkan bertaraf internasional. “Kami hanya berharap penampilan kami dapat dinikmati oleh semua tamu, tambahnya.
Besse Fakhrunnisyah, pemain Simbal dari grup Marching Band Ponpes Ummul Mukminin merasa puas dapat tampil dihadapan bapak Presiden, “Alhamdulillah latihan kami selama dua bulan terpuaskan karena penampilan kami bisa dilihat oleh pak Jokowi,” ungkapnya.
Semangat melibatkan ribuan perempuan muslim dalam pembukaan muktamar dapat dimaknai bahwa ‘Aisyiyah kedepannya memiliki aset sumber daya manusia yang luar biasa. Hal ini memberikan optimisme bagi organisasi otonom Muhammadiyah ini memasuki abad kedua di Makassar. (Achmad Zulfikar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar